Senin, 09 April 2018

REKSADANA

Kemarin ada yg tanya apakah investasi reksadana itu baik ?

Sy katakan bahwa semua investasi itu baik, asal kita tahu karakter dan resikonya. Ketika sy tanya apakah dia tahu reksadana itu apa ? Beliau cuma memberi emotikon senyuman.

Reksadana adalah jenis investasi, dimana kita mempercayakan uang kita utk diinvestasikan oleh Manajer Investasi ke instrumen investasi tertentu yaitu efek atau kertas berharga. Return atau hasil investasi tentu tidak bisa diramalkan krn tergantung pada pasar dimana uang itu diinvestasikan. 

Ada beberapa jenis reksadana tergantung 80% investasinya dimana :
- Reksadana saham, 80% investasinya ke saham.
- Reksadana pasar uang 80% utk main valas.
- Reksadana pendapatan tetap, 80% ke obligasi.
- Reksadana campuran, tidak ada prosentase yg jelas. 
- Reksadana syariah.

Contoh reksadana pendapatan tetap tahun 2006 - 2016 :
- Rata rata return 8,16% setahun
- Tertinggi 17,73%
- Terendah minus (-) 4,53%.

Itu data seluruh Indonesia, setiap perusahaan pasti berbeda.

Yg penting diketahui adalah istilah istilah yg digunakan pialang nya yg seringkali kita salah artikan. Kalau dia mengatakan return 14,5%  sampai 22%. Itu bukan berarti minimum 14,5%  dan maks 22% seperti yg kebanyakan orang awam pikir. Itu hanya berarti pernah 14,5% dan pernah 22%. Apakah pernah minus 5% atau minus 10% dalam setahun misalnya ?  Mestinya ya pernah  tergantung fluktuasi saham atau pasar uang dan kepandaian tim manajer. Tetapi hal hal begitu ya nggak akan tertulis di prospektus atau lembar penawaran. Hanya yg bagus yg ditulis supaya laku. 😄😄

Mungkin ada pialang yg kemudian meramalkan bahwa 25 tahun atau 30 tahun lagi investasi reksadana Anda berpotensi jadi sekian milyar. Dia menghitung berdasar data yg mungkin hanya diambil saat bagus kemudian di proyeksikan ke depan. Faktanya ya tidak ada yg bakal tahu uang kita itu akan jadi berapa. Dua tahun terakhir (2015 - 2016) rata rata reksadana minus, artinya jumlah simpanan kita lebih kecil dibanding sebelumnya. Tetapi itu wajar dalam sebuah investasi jangka panjang.

Jika kita mau investasi reksadana atau saham atau apapun yg beresiko, itu harus benar bebar uang ekatra. Uang yg bebar benar kelebihan. Bukan uang yg diada adakan. Apalagi kalau Anda investasi reksadana dengan uang pinjaman . . . waw fatal sekali.

Istilah lain yg perlu diketahui adalah _"Investasi Anda bisa diambil tanpa batas"_. Seringkali kita terjemahkan sebagai diambil sebanyak berapapun bisa, kemudian kita berpikir sebagai sumber uang yg tidak ada habis habisnya. Istilah itu hanya berarti Anda bisa mengambil tabungan Anda berapapun. Misalnya Anda beli reksadana 10 juta kemudian 10 tahun berikutnya jadi 15 juta. Anda bisa ambil semuanya atau sebagian saja. Itulah arti diambil tanpa batas. Kalau Anda ambil 15 juta berarti ya habis reksadana Anda. Anda tentu nggak boleh ambil 100 juta krn uang Anda cuma 15 juta. Jadi tanpa batas bukan berarti semau Anda 😄😄

Beberapa resiko reksadana :
1. Resiko turunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) dari unit penyertaan Anda. Ini karena saham saham turun atau nilai obligasinya turun krn pihak pemberi obligasi kurang bonafid.

2. Resiko likuiditas, ketika terjadi pengambilan besar besaran (Rush) dan Anda kalah cepat ambil. Duitnya habis.

3. Resiko pasar, ketika pasar uang atau pasar saham jatuh. Nilai unit reksadana Anda ya ikut jatuh.

4. Resiko default atau gagal bayar, ketika obligasi yg diambil sebagai investasi ternyata tidak dibayar oleh emitennya krn bangkrut.

Reksadana memang bagus, terapi menurut Robert T Kiyosaki tidak bisa membuat kita kaya krn returnnya kecil dibanding inflasinya.

Bayangkan kalau selama 10 tahun returnnya 8,16%/tahun sedang inflasinya 10% /tahun ? Jumlah uang Anda naik tetapi nilainya turun.

Toh itu lebih baik dibandingkan dulu sudah dihabiskan.

Minggu, 08 April 2018

KEKUATAN SEBUAH KEPUTUSAN

Tepatnya saya lupa, sekitar 2 atau 3 minggu sebelum LS Surabaya, ada telepon dari seseorang bernama pak Burhan dari Balikpapan. Tepatnya pak Burhanuddin. Beliau mengatakan sangat ingin hadir di LS Surabaya Surabaya, tetapi sekarang sedang tidak memiliki uang sama sekali. 

Saya sdh terbiasa menghadapi masalah semacam ini. Kuncinya hanyalah keputusan bulat secara sadar karena jika kita sendiri secara sadar masih ragu ragu akan sesuatu, maka bawah sadar kita akan berjingkrak dan menyediakan seribu alasan untuk tidak bisa melakukan itu. Mulai Anda diundang manten sampai ada kucing melahirkan di rumah Anda. Tetapi jika  kita tidak ragu ragu dan memiliki niat yg kuat dalam bentuk keputusan secara sadar, maka bawah sadar kita juga akan membantu sekuat tenaga dan tidak ada yg gagal karena bawah sadar kita terhubung langsung dengan YANG DIATAS. Atau istilah di ilmu pikiran disebut Mekanisme Sukses Otomatis (MSO). Kalau Allah sudah ikut campur kira kira ada yg bisa menghambat apa tidak ya ?

Kemudian saya katakan jika pak Burhan memang benar benar ingin menghadiri LS ya gampang saja. BUAT KEPUTUSAN !!. Saya sendiri agak lupa bagaimana memberi panduan pada beliau karena bagi saya CARA ITU TIDAK PENTING. Kalau tidak salah (nanti pak Burhan bisa meralatnya jika salah), saya minta beliau menghadap cermin dan berkata pada dirinya sendiri di dalam cermin :"Saya Burhanuddin memutuskan untuk hadir di Leadership Seminar 14-15 Maret ini".

Ketika tgl 14 siang saya masuk hotel Fave tempat saya menginap (saat LS saya dan isteri tidak tidur di rumah tapi di hotel dg teman teman), ada pria paro baya tinggi besar dan ngganteng (paling tidak dibanding saya), mendatangi saya kemudian menyalami. Beliau memperkenalkan diri sebagai pak Burhanuddin. 

Kemudian beliau cerita bahwa beliau melaksanakan anjuran saya, dan salah satu mentornya yaitu bu Nietha & pak Edo, menyarankan utk menuliskan diatas kertas dan menempelkan di tembok dekat tempat tidur, kalimat "Hadir di Leadership Seminar 14-15 Maret 2018" 

Ibu Burhan sempat menertawakan ulah suaminya itu sambil mengatakan dapat duit dari mana mau pergi seminar ? Tetapi pak Burhan tetap bertahan dan memastikan datang.

Dua hari menjelang LS, tiba tiba ibu Burhan mengatakan bahwa temannya membayar hutang 5 juta. Padahal hutang ini sdh lama dan tidak diharapkan utk kembali. Begitulah beliau langsung transfer ke bu Wati 600 ribu dan ke bu Nietha yg mengurus hotelnya. Dan kami pun bisa bertemu di Leadership Seminar kemarin.

Itulah kekuatan sebuah keputusan yang akan memunculkan timbulnya keajaiban. 

Mungkin diantara yg membaca ini ada yg berpikir :"Iya pak Burhan punya piutang, lha saya ini punyanya cuma hutang". Atau pikiran pikiran yg sejenis itu.

Pengembalian hutang itu hanyalah salah satu cara Tuhan untuk memberikan uang ke pak Burhan supaya "nampak normal". Dia punya banyak cara kreatif  yg seringkali tidak bisa kita pikirkan. Saya sendiri tidak pernah bisa  menebak nebak dari mana arahnya jika sedang meminta sesuatu. Sehingga akhirnya tidak lagi berusaha menebak karena selalu salah. Yang penting dapat, itu saja.

Jika Allah sudah memutuskan memberi Anda uang, Dia akan melakukan apa saja. Bisa saja tiba tiba ada kepingan satelit cina menjatuhi rumah Anda dan dapat ganti rugi, atau  Anda menemukan dompet orang sehingga dapat hadiah, atau Anda menolong orang kaya yg akan tenggelam di sungai di belakang rumah Anda. Atau . . . Atau . . ., tergantung selera humor Yang Diatas sana dalam mencarikan uang atau sarana untuk Anda supaya bisa berangkat ke LS, atau ke kebebasan Anda. Yang penting sudah membuat keputusan, karena AKU SESUAI PERSANGKAAN HAMBAKU.

BUATLAH KEPUTUSAN YANG KUAT DAN BULAT. Maka Tuhan akan mencarikan jalan termudah, tercepat dan paling harmonis sehingga Anda bisa mendapatkan apa yg sudah Anda putuskan tadi.

Selama 14 tahun saya sudah berkali kali melihat keajaiban karena membuat keputusan kemudian membuat gambar atau tulisan untuk selalu mengingatkan keputusan kita. Yang penting adalah keputusannya, sedang gambarnya itu hanyalah alat bantu.

SELAMAT MEMBUAT KEPUTUSAN UNTUK MENDAPATKAN APAPUN YG INGIN ANDA CAPAI.

Senin, 02 April 2018

Pensiun Sejahtera

Pensiun bukan masalah usia tetapi masalah tersedia dana pensiun atau tidak ? Jika umur 20 an sudah ada dana pensiun, maka orang akan pensiun pada usia 20. Jika sampai usia 70 belum juga ada dana pensiun, maka orang akan cenderung bekerja terus

SKILL WITH PEOPLE

Skill With People adalah ketrampilan yang perlu dimiliki orang jika dia ingin bebas finansial dan waktu. Karea untuk bebasa finansial dan waktu, tidak ada cara lain harus mengembangkan kerjasama dengan pihak lain. Itu sangat membutuhkan skill with people yang baik

LAGI LAGI UMROH MONEY GAME

Pagi ini, 2 April 2018, di Jawa Pos ada cerita tentang ratusan jamaah umroh yang terdampar di Jeddah. Alasan si pemilik agak aneh, dokumen chek in nya terlambat dikirim sehingga tiketnya hangus. Di dunia yang semuanya serba cepat dan bisa pakai elektronik (e) untuk urusan apapun ini masih ada "dokumen check ini ?". Saya yang gaptek saja kalau naik pesawat atau kereta api sudah tidak membawa dokumen apa apa. Cukup menunjukkan tulisan di hp saya, ada nomor nomor pemesanan dan tinggal menyerahkan hp saya, semuanya beres. 

Tetapi biarlah itu menjadi urusan si pemilik, apakah alasannya itu benar atau tidak. Menurut saya yang disebut dokumen yang terlambat datang itu dokumen yang dicetak oleh PERURI, yaitu UANG. Ini tersirat dari pernyataan pemilik, bahwa untuk membereskan urusan itu, dia terpaksa mengeluarkan uang pribadi. Maksudnya untuk menunjukkan bahwa dia bersungguh sungguh ingin menyelesaikan masalah itu. tetapi dibalik itu ada pernyataan yang tersirat yaiu :"Uang perusahaan sudah habis, sehingga terpaksa menggunakan uang pribadi". Karena seorang pengusaha Indonesia tidak akan pernah menggunakan uang pribadi kecuali di perusahaan sudah habis. Yang terjadi biasanya malah menggunakan uang perusahaan untuk urusan pribadi. 

Ini kasus yang ke sekian kalinya, mulai First Travel, kemudian Abu Tour dan tentunya masih banyak kasus di luar sana yang tunggu meledak saja. Selama ini mereka masih bisa menyeimbangkan keuangan perusahaan dengan menipu calon calon jamaah berikutnya. Melakukan promosi, membayar lebih banyak lagi para agen atau mitra jika menggunakan sistem jaringan / MLR (Multi Level Recruiting). Untuk menyelesaikan masalah mereka yang sudah keburu masuk bubu, harus ada ikan ikan segar yang masuk. Karena di dunia money game, status seorang peserta hanya ada dua yaitu sedang ditipu atau sedang menipu. Dia sedang ditipu jika belum mendapatkan manfaatnya, dan dia sedang menipu jika sudah mendapatkan manfaatnya dan mengajak orang lain masuk.

Di dunia keuangan tidak ada keajaiban. Jika Anda mendapatkan sesuatu dengan harga jauh dibawah harga yang sesungguhnya, maka ada orang yang membayar apa yang Anda peroleh itu. Misalnya Anda mendapat hadiah mobil dari perusahaan tertentu, maka yang membayar adalah perusahaan itu dari pengurangan keuntungan mereka. Jika Anda pergi umrah dengan harga murah, maka pasti ada yang membayar kekurangan uang Anda itu.  Di perusahaan umrah yang normal, yang membayari selisih nya tadi adalah mereka yang mau membayar lebih, misalnya yang VIP. Sama seperti di rumah sakit, pasien kelas 3 mendapat subsidi dari pasien kelas 1 atau VIP. Mereka yang di VIP dan kelas 3 sebenarnya mendapat pelayanan medis yang sama. Seorang dokter di meja operasi akan melakukan hal yang sama, baik ke pasien kelas 3 atau pasien super VIP. Yang berbeda hanyalah fasilitas diluar medis, seperti kamar, makanan, keramahan, pengaturan waktu dan lain lain. Kecuali dalam kasus SN kemarin, dimana kepala yang tidak apa apa diperban sebesar bakpao. Tetapi pelakunya sudah ada di penjara sekarang, termasuk dokter yang bermain api itu.

Di umrah dengan sistem money game, yang membayar selisih tadi adalah calon jamaah lain. Dengan cara memperpanjang waktu menunggunya, supaya ada uang yang cukup untuk memberangkatkan mereka. Uang mereka digunakan untuk memberangkatkan jamaah yang membayar sebelumnya. Demikian terus menerus, semakin lama semakin banyak yang menunggu. 

Seperti di kasus First Travel, setelah terbongkar, ternyata hanya 14.000 orang jamaah yang sudah diberangkatkan, dan ada 56.000 jamaah yang tidak bisa berangkat, dan uangnya sudah habis. Artinya untuk setiap memberangkatkan 1 jamaah, perlu uang dari 4 jamaah (56.000/14.000). Jika pelayanan First Travel setara dengan jamaah 30 juta, sedang 4 orang tadi membayar 14,5 x 4 = 56 juta, bisa dihitung uang jamaah yang dipakai oleh First Travel, mulai pemilik sampai agen. Hampir 50% uang jamaah dimakan oleh mereka.

Di umrah, tidak ada pemasukan uang dari manapun. Adanya adalah pengeluaran uang untuk pesawat, kendaraan, hotel, makanan, surat menyurat dan keuntungan agen, mitra atau pemiik. Sumber uang satu satunya adalah calon jamaah. Dalam kasus first travel, untuk bisa memberangkatkan 56.000 jamaah, perlu calon jamaah 4x56.000 yaitu 224.000. Nantinya, untuk memberangkatkan yang 224.000 itu, perlu 896.000 jamaah. Apalagi jika ada masalah cashflow, biasanya ditutupi dengan harga promo gila gilaan, misalnya membayar 7 juta bisa umrah, maka semakin banyak pula kewajiban atau beban yang harus ditanggung di kemudian hari. Atau menggalakkan peran mitra dengan memberi bonus lebih besar lagi, mengiming imingi mobil dan sebagainya. DARI MANA UANG ITU ? Ya dari uangnya calon jamaah yang masih berstatus tertipu itu yang pada suatu saat nanti tidak bisa berangkat.

Jika melihat para pemilik biro umrah yang pasrah begitu saja saat ditangkap, nampaknya memang aslinya tidak ada itikat untuk menipu. Yang ada adalah ketidak tahuan bahwa sistem piramida yang dibuat oleh Charles Ponzi tahun 1920 an memang untuk tujuan menipu. Mereka menghitung jika semuanya berjalan lancar, sistem ini akan jalan. Selama ada calon jamaah yang mau mendaftar,  ada uang untuk memberangkatkan jamaah lama. Tetapi begitu ada goncangan sedikit saja, maka bangunannya akan ambruk semua. Coba saja ada 10% calon jamaah yang menarik uangnya, pasti ambruk semuanya, karena uangnya memang tidak ada. Mirip di investasi abal abal semacam Pendawa, hal yang paling ditakuti penyelenggara adalah jika ada nasabah yang menarik uang investasinya. Karena itu, di dunia investasi abal abal semacam ini, persyaratan untuk menarik kembali investasinya sangat sulit. Kalau toh bisa, dapatnya sangat kecil, jauh dibawah yang disetorkan. Saya pernah diikutkan asuransi kesehatan dan sekaligus investasi di perusahaan asuransi terkenal oleh isteri saya. Ketika saya tahu dan merasa tidak perlu karena sudah punya askes, maka kita tarik kembali. Dari 60 juta yang saya setor selama 3 tahun, hanya bisa kembali 3 juta saja. Karena uangnya memang tidak ada, yang disebut investasi itu hanyalah uang nasabah yang dikumpulkan dan ditumpuk untuk dibayarkan kepada nasabah yang sudah jatuh tempo. Sebagian dibayarkan kepada para agen atau anggota jaringan yang dibayar untuk mengumpulkan uang itu.

Surabaya, 2 April 2018