Jumat, 02 Maret 2018

SIMPLIFY YOUR LIFE

Edmund Hillary adalah orang Selandia Baru, dia yang menakhlukkan untuk pertama kalinya gunung Everest pada tahun 1953 bersama pemandunya seorang sherpa Terzing Norgay, suku asli Nepal. Ketika dia ditanya apa yang dia bawa ketika mendaki di etape terakhir ke puncak ?, Dia mengatakan hanya membawa kamera dan bendera. Yang lain ditinggal di pos terakhir. Dia mengatakan tidak mungkin kita bisa membawa banyak hal jika kita sedang menuju sebuah puncak. Entah itu sebuah puncak gunung, atau sebuah puncak kehidupan.

Doug Wead adalah mahasiswa yang sangat idealis. Dia   menjadi anggota banyak klub sosial, tetapi semua itu dia tinggalkan untuk sementara ketika membangun sebuah bisnis networking yang mengantarkan dia ke sebuah penghasilan pasif yang besar. Setelah menikmati penghasilan pasif besar yang lebih dari cukup, dia terjun ke dunia politik. Menjadi senator Amerika dan kemudian penasehat senior dua presiden Amerika yaitu Ronald Reagan dan George Bush senior. Dia juga bisa kembali menekuni kegiatan sosial dengan mendirikan Mercicorps, sebuah yayasan sosial untuk membantu kelaparan di dunia, dimana sebagian besar donaturnya adalah mereka yang berhasil di bisnis networking seperti yang Doug Wead kerjakan. Hampir semua penulis buku motivasi menyarankan untuk sementara kita perlu meletakkan beban beban yang mengganggu fokus kita jika ingin mendapatkan penghasilan yang besar atau pencapaian yang besar. Jika itu pencapaian di bidang sosial masyarakat atau politik, maka masalah bisnis harus dikesampingkan dulu. Jika itu pencapaian yang tinggi di dunia bisnis, maka kegiatan politik dan sosial harus kita kesampingkan dulu. Jika nanti kita sudah mencapai apa yang kita inginkan, barulah kegiatan kegiatan yang lain itu bisa  kita ikuti lagi. Bahkan bisa lebih banyak lagi. Doug Wead bercerita di Leadership Seminar Jakarta beberapa tahun lalu. Sebagai mahasiswa, untuk mencari sumbangan beberapa ribu dollar saja perlu upaya yang keras. Setelah mencapai posisi yang tinggi, sumbangan jutaan dollar bisa diperoleh dengan mudah.

Pada awal membangun kerajaan bisnisnya, teman SMA saya Dharmawan Utomo nyaris tidak melakukan kegiatan apa apa selain menjalankan bisnisnya secara fokus. Ketika bisnisnya sudah ditangani anak anaknya, dia hanya sebagai _master mind_ nya saja, barulah dia mulai masuk ke kegiatan masyarakat. Menjadi ketua organisasi burung dara, organisasi karate, bahkan sekarang menjadi konsul kehormatan negara Belarusia, sebuah negara pecahan Uni Sovyet.

Ir. Riantori adalah  penemu pondasi sarang laba laba, yang banyak digunakan untuk membuat bandara. Beliau juga pelaku bisnis networking yang berhasil.  Sebelum mengerjakan bisnis networkingnya, dia memiliki 9 jabatan di organisasi sosial masyarakat, seperti ketua filateli Indonesia dan sebagainya. Satu demi satu jabatannya di tanggalkan dan dia fokus mengerjakan bisnis networkingnya. Setelah memiliki kebebasan finansial dan waktu,  dia kembali menekuni kesenangannya di organisasi sosial kemasyarakatan.

Saya dulu sekretaris POGI Malang (Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia) yang membawahi kota kota di jawa Timur bagian selatan, mulai Pacitan sampai Banyuwangi. Ini jabatan yang sangat strategis karena rekomendasi POGI yang memerlukan tanda tangan saya diperlukan dalam proses penempatan seorang dokter kandungan. Seorang sekretaris adalah kandidat utama ketua POGI periode berikutnya. Disamping itu saya juga menjabat Sekretaris Program Studi Obgin di FKUB Malang. Yang mendidik calon calon dokter spesialis kandungan.

Awal tahun 2004 saya mulai melihat potensi bisnis networking yang saya ikuti, saya memutuskan mengundurkan diri sebagai sekretaris POGI meskipun baru satu tahun menjabat. Keputusan saya itu membuat banyak sejawat yang bingung dan tidak percaya. Bahkan seorang teman yang saya tahu memiliki ambisi pada jabatan jabatan seperti itu datang ke kamar saya dan menanyakan langsung alasan saya. Ketika saya katakan bahwa saya sedang fokus mengerjakan bisnis networking tertentu, dia benar-benar tidak bisa mengerti. Sama seperti saat ini, banyak yang belum mengerti bahwa potensi bisnis yang saya tekuni selama 2 tahun itu jauh lebih besar dari bisnis apapun yang bisa Anda sebut dan jalankan. Mana ada bisnis yang dalam dua tahun dikerjakan secara part time tetapi dengan serius bisa membebaskan seseorang dari kewajiban mencari nafkah seumur hidup ?. Saat itu penghasilan dari bisnis tersebut setiap bulannya masih jauh lebih kecil dibandingkan penghasilan saya satu hari sebagai dokter kandungan. Di kamar kerja itulah untuk pertama kalinya saya melanggar disiplin pribadi, presentasi bisnis di jam kerja. Entah beliau tertarik dengan konsep bisnisnya, entah bingung melihat keputusan drastis saya, akhirnya beliau join dan bisa menyumbangkan omset yang besar ke jaringan saya selama bertahun tahun.

Kita tidak mungkin bisa mendaki ke puncak dengan beban tinggi di punggung. Pengurus arisan disana, pengurus pengajian disini, pengurus PKK disitu, pengurus RW, admin di banyak grup sosmed, ketua ormas, pengurus parpol, pengurus komite sekolah. Tinggalkan untuk sementara jika Anda ingin mencapai puncak dan bukan menjadi *_mediocare_* seperti saat ini. Keatas tidak kebawah juga tidak. Seperti yang dikatakan Zig Ziglar, dalam bukunya See You at The Top, _"untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar, Anda harus berani mengurbankan sesuatu yang saat ini Anda sukai."_ Gajah Mada memberi contoh dengan SUMPAH PALAPA nya, tidak akan menikmati palapa sebelum berhasil menyatukan nusantara.

Pertanyaannya, apa yang berani Anda tinggalkan jika ingin mendapatkan penghasilan pasif 100 juta sebulan dalam 2-5 tahun kedepan ? Anda tidak mungkin mendapatkan penghasilan sebesar itu sambil melakukan hal hal yang sekarang ini masih Anda lakukan. Harus ada yang Anda rubah, sederhanakan hidup Anda, SIMPLIFY YOUR LIFE !!!

Jangan pernah berani mengatakan tidak ada orang yg bisa menggantikan saya di organisasi itu. Percayalah, jauh lebih banyak orang yg lebih bisa dibanding Anda. Itu akan Anda sadari jika Anda cukup lama berkecimpung di bisnis kuadran kanan.

Surabaya, 1 Maret 2018
*_Sigit & Wati._*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.